Rabu, 01 Juli 2009

DO I MARRY THE RIGHT PERSON ? 

Buat mereka yang masih single

atau bahkan yg sudah married tapi bawaannya

bete kalo dah sampe rumah bisa 

mengambil pelajaran dari cerita ini, dan buat yang udah

nikah cerita ini bisa jadi 

guideline untuk meningkatkan 
ikatan pernikahan yang udah dijalani. 

   
"Apakah saya menikah dengan orang yang tepat" 
Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba 

melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah,

"bagaimana saya tahu kalo saya menikah dengan orang yang tepat?" 

Saya melihat ada seorang lelaki 

bertubuh besar duduk di sebelahnya,

jadi saya menjawab "Ya.. tergantung. Apakah pria disebelah anda itu suami anda?" 

Dengan sangat serius dia balik bertanya 
"Bagaimana anda tahu?!" 

"Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini." 


   
Inilah jawabanya! 

   
SETIAP ikatan memiliki siklus. 
Pada saat-saat awal sebuah hubungan, 
anda merasakan jatuh cinta dengan 
pasangan anda. 

 

Telpon darinya selalu ditunggu-tunggu, 

begitu merindukan belaian sayangnya, dan 
begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang 
bersemangat, begitu menyenangkan. 

Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit. 
Jatuh cinta merupakan hal yang 
sangat alami dan pengalaman yang begitu 
spontan. Ngga perlu berbuat apapun 
Makanya dikatakan "jatuh" cinta! 

 

Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta"

Bayangkan eksprisi tersebut! 

Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa 
melakukan apapun lalu tiba-tiba 
sesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda. 

Jatuh cinta itu mudah. 
Sesuatu yang pasif dan spontan. 
Tapi? 
Setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan 
pudar.. 
perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA 
ikatan. 
Perlahan tapi pasti.. telpon darinya menjadi hal 
yang merepotkan, 
belaiannya ngga selalu diharapkan dan sikap-sikapnya 
yang besemangat 
bukannya jadi hal yang manis, tapi malah 
nambahin penat yang ada.. 

Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi 

pada masing-masing individu,  namun bila anda 
memikirkan tentang rumah tangga anda, 
anda akan mendapati perbedaaan 
yang dramatis antara tahap awal ikatan, 
pada saat anda jatuh cinta, 
dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahan 
pada tahapan-tahapan selanjutnya. 

Dan pada situasi inilah pertanyaan

"Did I marry the right person?" mulai muncul, baik dari anda atau dari 

pasangan anda, atau dari keduanya.. 

   
Nah Lho! 
Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan 
eforia cinta yang pernah terjadi.. anda 
mungkin mulai berhasrat menyelami 
eforia-eforia cinta itu dengan orang lain. 

   
Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas? 
Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itu 
dan mencari pelampiasan diluar. 

 

Berbagai macam cara, bentuk dan ukuran untuk pelampiasan ini. 

Mengingkari kesetiaan 
merupakan hal yang paling jelas. 
Sebagian orang memilih 
untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya, 
hobinya, pertemanannya, nonton 
TVsampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal- 
hal yang menyolok lainnya. 

   
Tapi tau ngga?! 
Bahwa jawaban atas dilema ini ngga ada diluar, justru 
jawaban ini hanya ada di dalam pernikahan itu sendiri. 

Selingkuh?? Ya mungkin itu jawabannya 
Saya ngga mengatakan kalo anda 
ngga boleh ataupun ngga bisa selingkuh, 

   
Anda bisa! 
Bisa saja ataupun boleh saja anda selingkuh, dan pada saat itu 
anda akan merasa lebih baik. 
Tapi itu bersifat temporer, dan 
setelah beberapa tahun anda akan 
mengalami kondisi yang sama (seperti 
sebelumnya pada perkawinan anda). 

 

Perselingkuhan yang dilakukan sama 

dengan proses berpacaran yang pernah 

anda lakukan dengan pasangan anda, penuh gairah. 

Tetapi, seandainya 

proses itu dilanjutkan, maka anda akan mendapati 

keadaan yang sama dengan pernikahan anda sekarang. 

   
Itu adalah siklus... 

   
Karena.. (pahamilah dengan seksama hal ini) .. 

KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN 
ORANG YANG TEPAT, 
NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJAR 
MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN DAN TERUS MENERUS..! 

 

Cinta bukanlah 

hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan 

Cinta NGGA AKAN PERNAH begitu saja terjadi! 

Kita ngga akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya 

Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari.

Benar juga ungkapan "diperbudak cinta"

Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, dan energi. 


Dan yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK 
Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tangga 
berjalan dengan baik . 

Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini. 

   
Cinta bukanlah MISTERI 

Ada beberapa hal 
spesifik yang bisa dilakukan (dengan 
ataupun tanpa 
pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar. 
Sama halnya dengan hukum 
alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi), 
dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya. 
Sama halnya dengan diet yang tepat 
dan olahraga yang benar dapat membuat 
tubuh kita lebih kuat, beberapa 
kebiasaan dalam hubungan rumah tangga 
juga DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat. 

   
Ini merupakan reaksi sebab akibat. 
Jika kita tahu dan mau menerapkan 
hukum-hukum tersebut, tentulah kita 
bisa "MEMBUAT" cinta bukan "JATUH". 

Karena cinta dalam 
pernikahan sesungguhnya merupakan 
sebuah DECISION, 
dan bukan cuma PERASAAN..! 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia tidak mendengar... 

   
namun senantiasa bergetar.... 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia tidak buta.. 

   
namun senantiasa melihat dan merasa.. 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia tidak menyiksa.. 

   
namun senantiasa menguji.. 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia tidak memaksa.. 

   
namun senantiasa berusaha.. 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia tidak cantik.. 

   
namun senantiasa menarik.. 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia tidak datang dengan kata-kata.. 

   
namun senantiasa menghampiri dengan 

   
hati.. 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia tidak terucap dengan kata.. 

   
namun senantiasa hadir dengan sinar 

   
mata.. 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia tidak hanya berjanji.. 

   
namun senantiasa mencoba 

   
memenangi.. 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia mungkin tidak suci.. 

   
namun senantiasa tulus.. 

   
jika ia sebuah cinta...... 

   
ia tidak hadir karena permintaan.. 

   
namun hadir karena ketentuan... 

   
jika ia sebuah cinta..... 

   
ia tidak hadir dengan kekayaan dan 

   
kebendaan... 

   
namun hadir karena pengorbanan dan 
kesetiaan.. 

 

Cintailah pasangan anda, seperti 

anda ingin dicintai olehnya

Setialah pada pasangan anda, seperti anda 

ingin mendapatkan kesetiaannya

Tidak ada komentar: