Jumat, 08 Mei 2009

BUKU HARIAN AYAH

Ayah dan ibu telah menikah lebih dari 30 tahun,
saya sama sekali tidak pernah melihat mereka bertengkar.

Di dalam hati saya, perkawinan ayah dan ibu ini
selalu menjadi teladan bagi saya,
juga selalu berusaha keras
agar diri saya bisa menjadi seorang pria yang baik,
seorang suami yang baik seperti ayah saya.
Namun harapan tinggallah harapan,
sementara penerapannya sangatlah sulit.

Tak lama setelah menikah,
saya dan istri mulai sering bertengkar
hanya akibat hal - hal kecil dalam rumah tangga.

Malam minggu pulang ke kampung halaman,
saya tidak kuasa menahan diri
hingga menuturkan segala keluhan tersebut pada ayah.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun
ayah mendengarkan segala keluhan saya,
dan setelah beliau berdiri
dan masuk ke dalam rumah.
Tak lama kemudian, ayah mengusung keluar
belasan buku catatan
dan ditumpuknya begitu saja
di hadapan saya.

Sebagian besar buku tersebut
halamannya telah menguning,
kelihatannya buku-buku tersebut
telah disimpan selama puluhantahun.

Ayah saya tidak banyak mengenyam pendidikan,
apa bisa beliau menulis buku harian?
Dengan penuh rasa ingin tahu
saya mengambil salah satu dari buku-buku itu.

Tulisannya memang adalah tulisan tangan ayah,
agak miring dan sangat aneh sekali,
ada yang sangat jelas,
ada juga yang semrawut,
bahkan ada yang tulisannya
sampai menembus beberapa halaman kertas.

Saya segera tertarik dengan hal tersebut,
mulailah saya baca dengan seksama
halaman demi halaman isi buku itu.

Semuanya merupakan catatan hal-hal sepele,
"Suhu udara mulai berubah menjadi dingin,
ia sudah mulai merajut baju wol untuk saya."

"Anak - anak terlalu berisik, untung ada dia."


Sedikit demi sedikit tercatat,
semua itu adalah catatan mengenai
berbagai macam kebaikan
dan cinta ibu kepada ayah,
mengenai cinta ibu terhadap anak-anak
dan terhadap keluarga ini.

Dalam sekejap saya sudah membaca habis beberapa buku,
arus hangat mengalir di dalam hati saya,
mata saya berlinang air mata.

Saya mengangkat kepala,
dengan penuh rasa haru saya berkata pada ayah
"Ayah, saya sangat mengagumi ayah dan ibu."


Ayah menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Tidak perlu kagum, kamu juga bisa."

Ayah berkata lagi,
"Menjadi suami istri selama puluhan tahun lamanya,
Tidak mungkin sama sekali
tidak terjadi pertengkaran dan benturan"


Intinya adalah harus bisa belajar
untuk saling pengertian dan toleran.
Setiap orang memiliki masa emosional,
ibumu terkadang kalau sedang kesal,
juga suka mencari gara - gara,
melampiaskan kemarahannya pada ayah, mengomel.

Waktu itu saya bersembunyi di depan rumah,
di dalam buku catatan
saya tuliskan segala hal yang telah ibumu lakukan
demi rumah tangga ini.

Sering kali dalam hati saya penuh dengan amarah
waktu menulis kertasnya sobek
akibat tembus oleh pena.
Tapi saya masih saja terus menulis
satu demi satu kebaikannya,
saya renungkan bolak balik
dan akhirnya emosinya juga tidak ada lagi,
yang tinggal semuanya adalah kebaikan dari ibumu."

Dengan terpesona saya mendengarkannya.
Lalu saya bertanya pada ayah,
"Ayah, apakah ibuku pernah melihat catatan-catatan ini?"


Ayah hanya tertawa dan berkata,
"Ibumu juga memiliki buku catatan.
Dalam buku catatannya
itu semua isinya adalah tentang kebaikan diriku.

Kadang kala dimalam hari,
Menjelang tidur,
kami saling bertukar buku catatan,
dan saling menertawakan pihak lain. ha. ha. ha."


Memandang wajah ayah
yang dipenuhi senyuman
dan setumpuk buku catatan
yang berada di atas meja,
tiba - tiba saya sadar akan rahasia dari suatu pernikahan :

"Cinta itu sebenarnya sangat sederhana,
ingat dan catat kebaikan dari orang lain..
Lupakan segala kesalahan dari pihak lain."

Kamis, 07 Mei 2009

MENYALAHKAN SEBENARNYA TIDAK PENTING"


Aku baru masuk kuliah saat bertemu dengan Keluarga White.
Mereka sangat berbeda dengan keluargaku, namun aku langsung
merasa betah bersama mereka.

Aku dan Jane White berteman di sekolah, dan
keluarganya menyambutku- orang luar-
seperti sepupu jauh.

Dalam keluargaku, jika ada masalah,
menyalahkan orang itu selalu penting.

"Siapa yang melakukan ini?"
ibuku membentak melihat dapur berantakan.

"lni semua salahmu, Katharine,"
ayahku berkeras jika kucing berhasil
keluar rumah atau mesin cuci piring rusak.

Sejak kami kecil,
aku dan saudara-saudaraku saling mengadu.

Kami menyiapkan kursi untuk si Terdakwa
di meja makan.

Tapi Keluarga White tidak mencemaskan siapa berbuat apa.
Mereka merapikan yang berantakan
dan melanjutkan hidup mereka.

lndahnya hal ini kusadari penuh
pada musim panas ketika Jane meninggal.

Keluarga White memiliki enam anak:
tiga lelaki, tiga perempuan.

Satu putranya meninggal saat masih kecil, mungkin karena
itulah kelima yang tersisa menjadi dekat.

Di bulan Juli, aku dan tiga putri White memutuskan
berjalan-jalan naik mobil dari rumah mereka di Florida
ke New York
Dua yang tertua, Sarah dan Jane, adalah mahasiswa,
dan yang terkecil, Amy,
baru menginjak enam belas tahun.

Sebagai pemilik SIM baru yang bangga,
Amy gembira ingin melatih keterampilan mengemudinya
selama perjalanan itu. Dengan tawanya yang lucu,
ia memamerkan SIM-nya kepada siapa saja
yang ditemuinya.

Kedua kakaknya ikut mengemudikan mobil pada
bagian pertama perjalanan,
tapi saat mereka tiba di daerah yang berpenduduk jarang,
mereka membolehkan Amy mengemudi.

Di suatu tempat di South Carolina , kami keluar dari jalan
tol untuk makan. Setelah makan, Amy mengemudi lagi.
Ia tiba di perempatan dengan tanda stop
untuk mobil dari arah kami.

Entah ia gugup atau tidak memperhatikan
atau tidak melihat tandanya
tak akan ada yang tahu.
Amy terus menerjang perempatan
tanpa berhenti.

Pengemudi trailer semi-traktor besar itu
tak mampu mengerem pada waktunya,
dan menabrak kendaraan kami.
Jane langsung meninggal.

Aku selamat hanya dengan sedikit memar.
Hal tersulit yang kulakukan adalah menelepon
Keluarga White dan memberitakan
kecelakaan itu dan bahwa Jane meninggal.

Sesakit apa pun perasaanku
kehilangan seorang sahabat,
aku tahu bagi mereka jauh lebih pedih
kehilangan anak.

Saat suami-istri White tiba di rumah sakit,
mereka mendapatkan dua putri
mereka di sebuah kamar.

Kepala dibalut perban;
kaki Amy digips.
Mereka memeluk kami semua
dan menitikkan air mata
duka dan bahagia saat
melihat putri mereka.

Mereka menghapus air mata
kedua putrinya dan menggoda Amy
hingga tertawa
sementara ia belajar menggunakan kruknya.

Kepada kedua putri mereka,
dan terutama kepada Amy,
berulang-ulang mereka
hanya berkata,
"Kami gembira kalian masih hidup."

Aku tercengang.
Tak ada tuduhan.
Tak ada tudingan.
Kemudian, aku menanyakan
Keluarga White mengapa mereka tak
pernah membicarakan fakta
bahwa Amy yang mengemudi
dan melanggar rambu-rambu lalu lintas.

Bu White berkata,
"Jane sudah tiada, dan kami sangat
merindukannya.
Tak ada yang dapat kami katakan
atau perbuat yang
dapat menghidupkannya kembali.

Tapi hidup Amy masih panjang.
Bagaimana ia bisa menjalani
hidup yang nyaman dan
bahagia jika ia merasa
kami menyalahkannya atas kematian
kakaknya?"

Mereka benar.
Amy lulus kuliah dan menikah
beberapa tahun yang lalu.
Ia bekerja sebagai guru sekolah anak luar biasa.

Putrinya sendiri sudah dua,
yang tertua bernama Jane.

Aku belajar dari Keluarga White
bahwa menyalahkan sebenarnya tidak penting.
Bahkan, kadang-kadang, tak ada gunanya sama sekali.

BONUS
Forgiveness does not change the past,
but it does enlarge
the future.

Minggu, 03 Mei 2009

Cerita Michael

Berikut ini adalah sebuah surat,
yang ditulis oleh seorang pelaut muda
untuk ibunya ketika ia dirawat di rumah sakit
karena luka perang di Korea,
tahun 1950.

Surat itu tiba di tangan seorang pastor
Angkatan Laut yang membacakannya
di hadapan 5000 pelaut di Pangkalan Angkatan Laut San Diego,
tahun 1951.

Pastor Angkatan Laut itu telah berbicara dengan pelaut muda
dimaksud, ibunya, dan dengan Sersan dari patroli yang bertugas.
Pastor Angkatan Laut ini, Pastor Walter Muldy,
meyakinkan semua orang yang bertanya, bahwa cerita
ini adalah nyata.

Surat ini pernah dibaca sekali di tahun 1960 di sebuah
stasiun radio di Midwestern pada saat Natal.
Kini kami menghadirkan surat
itu di sini dan kami biarkan surat itu
untuk bisa menempatkan nilai-nilainya
sendiri.

Ibu Yang Terkasih,

Saya tak berani menulis surat ini ke orang lain
selain kepada Ibu karena tak
ada orang yang bakal mempercayainya.
Mungkin Ibu juga akan merasa sulit
untuk mempercayainya,
tapi saya harus menceritakan hal ini ke seseorang.

Pertama-tama, saya sekarang sedang di rumah sakit.
Jangan khawatir, Ibu
dengar saya, jangan khawatir.
Saya terluka, tapi saya baik-baik saja
sekarang.

Dokter mengatakan kalau saya bisa bangun
dan berkeliling dalam waktu satu bulan.
Tetapi, bukan itu yang ingin saya ceritakan pada Ibu.

Ibu ingat, ketika saya bergabung dengan Angkatan Laut tahun lalu;
ingat ketika saya pergi, bagaimana Ibu berkata
pada saya untuk selalu berdoa
kepada St. Michael, setiap hari?

Ibu sebetulnya tidak perlu mengatakan hal itu.
Semenjak itu, saya ingat kata-kata Ibu
untuk selalu berdoa kepada St. Michael,
Sang Malaikat Tertinggi.

Ibu bahkan memberikan saya nama itu.
Saya selalu berdoa kepada St. Michael.
Ketika saya tiba di Korea, saya bahkan
berdoa lebih keras.

Ibu ingat doa yang Ibu ajarkan pada saya?
"Michael, Michael dari kesatuan balatentara yang menghiasi surga."
Ibu tahu kelanjut-annya.
Saya mengucapkan doa itu setiap hari,
kadang-kadang ketika
saya sedang berbaris atau beristirahat,
tetapi selalu sebelum saya pergi tidur.
Saya bahkan mengajak beberapa teman saya untuk berdoa itu.

Suatu hari, saya mendapat tugas di barisan depan.
Waktu itu kami sedang mengintai musuh.
Saya bergerak perlahan dalam cuaca yang sangat dingin;
napas saya seperti asap cerutu.
Saya pikir saya tahu tiap orang yang sedang
patroli, ketika di sebelah saya ada seorang pelaut
yang belum pernah saya temui.
Dia lebih besar dari seluruh pelaut yang pernah saya lihat.
Tingginya lebih dari 6 kaki 4 inci
dan badannya proporsional.

Hal itu membuat saya merasa aman berada dekat orang
yang bertubuh tinggi besar seperti itu.

Bagaimana pun juga,
di sanalah kami susah payah berjalan.
Sebagian patroli menyebar.
Untuk memulai pembicaraan, saya berkata,
"Dingin ya", lalu saya tertawa.
Saya berbicara mengenai cuaca
di tengah-tengah kemungkinan terbunuh
dalam tiap menitnya!

Teman seperjalanan saya kelihatannya mengerti.
Saya dengar dia tertawa kecil.
Saya memandangnya,
"Saya belum pernah melihat kamu sebelumnya.
Saya pikir saya sudah tahu setiap orang berseragam di sini."

"Saya baru saja bergabung,"
dia menjawab, "Nama saya Michael."

"Begitu ya,"
Saya berkata terkejut, "Itu juga nama saya."

"Saya tahu," katanya dan kemudian mulai berdoa,
"Michael, Michael dari pagi."

Saya sangat tercengang sampai
tidak bisa berkata apa-apa selama semenit.
Bagaimana dia tahu nama saya,
dan doa yang Ibu ajarkan pada saya?

Lalu saya tertawa pada diri saya sendiri,
setiap orang berseragam di sini tahu
mengenai saya.
Kan saya pernah mengajarkan doa tersebut
pada setiap orang
yang mau mendengarkannya.
Maka terkadang, mereka juga menghubung-hubungkan
saya sebagai St. Michael.

Tak satu pun dari kami berbicara
selama beberapa saat, ketika kemudian dia
memecah kesunyian.

"Kita akan mempunyai masalah di depan."
Orang ini pasti kondisi fisiknya
sedang bagus karena ketika dia bernapas,
saya tak dapat melihat napasnya.
Napas saya keluar bagai kabut.
Tak ada senyum tersungging lagi dari pria itu
sekarang.
Masalah di depan,
saya berpikir pada diri saya sendiri; dengan
seluruh musuh di sekitar kita,
tidak ada yang perlu ditutup-tutupi.

Salju mulai turun dalam butiran-nya
yang tebal-tebal.
Dalam sekejap, seluruh sisi kota sudah
tertutup salju, dan saya berbaris
dalam kabut putih dari
butiran-butiran salju yang basah dan lengket.

Teman seperjalanan saya menghilang.

"Michael!" Saya berteriak cemas.
Saya merasakan tangannya di tangan saya;
suaranya kuat.
"Sebentar lagi ini akan berhenti."

Ramalannya terbukti benar.
Dalam beberapa menit salju berhenti tiba-tiba
seperti waktu mulainya,
matahari bagaikan sebuah pelat yang bersinar terang.
Saya menengok ke belakang untuk melihat sebagian patroli.

Tidak ada orang
dalam pandangan saya.
Kami kehilangan mereka waktu salju tebal turun.
Saya melihat ke depan
ketika kami melewati sebuah tanjakan kecil.

Ibu, jantung saya berhenti.
Mereka ada tujuh, tujuh musuh berseragam celana
panjang, jaket dan topi yang lucu.
Hanya saja tidak ada yang lucu dari
mereka sekarang.
Tujuh senapan diarahkan ke kami.

"Tiarap, Michael!"
Saya berteriak, dan menghantam bumi yang membeku.
Saya mendengar senapan-senapan itu
menembak secara hampir bersamaan.
Saya mendengar desingan peluru-pelurunya.
Michael masih tetap berdiri.

Ibu, musuh-musuh itu tak mungkin salah sasaran,
tidak dalam jarak itu.
Saya menunggu untuk melihat Michael
benar-benar kehabisan napas,
tetapi dia tetap berdiri,
tidak bergerak terhadap tembakan-tembakan
yang mengarah padanya.

Dia lumpuh karena ketakutan.
Kadang-kadang itu terjadi, Bu,
bahkan kepada yang paling berani sekali pun.
Dia seperti seekor burung yang dikejutkan
oleh seekor ular.

Paling tidak itu yang kemudian terpikir oleh saya.
Saya melompat untuk menarik dia ke bawah
dan saat itulah saya mendengar tembakan.
Saya tiba-tiba merasakan panas di dada saya.
Saya bahkan sempat berpikir
apakah ini rasanya jika tertembak. Sekarang saya tahu.

Saya ingat saya merasakan tangan-tangan
yang kuat melingkupi saya,
tangan-tangan yang membaringkan saya
dengan hati-hati sekali di sebuah
bantal salju.
Saya membuka sepasang mata saya,
untuk pandangan yang
terakhir. Saya pikir saya sedang sekarat.
Malah mungkin saya sudah mati.

Saya ingat waktu itu saya berpikir,
ini tidaklah terlalu buruk.

Mungkin saya sedang memandang matahari.
Mungkin saya sedang dalam keadaan
shock, tetapi sepertinya saya melihat
Michael berdiri tegak kembali, hanya
saja kali ini wajahnya bersinar dengan sangat megah.

Seperti yang saya katakan,
mungkin karena matahari di mata saya, dia
kelihatan berubah setiap kali saya melihatnya.
Dia bertumbuh lebih besar,
tangan-tangannya terbentang lebar;
mungkin karena salju yang turun lagi,
saya melihat ada kecemerlangan di sekitar dia
seperti sayap-sayap dari
seorang malaikat.

Di salah satu tangannya ada sebuah pedang,
pedang yang bergerak cepat dengan sejuta cahaya.

Itulah hal terakhir yang saya ingat
sampai sebagian teman-teman saya datang
dan mendapatkan saya;
saya tidak tahu berapa lama telah berlalu.
Kadang-kadang rasa sakit dan demam saya
bisa hilang untuk sesaat.

Saya ingat mengatakan pada mereka
akan adanya musuh di depan.

"Michael, engkau dimana?" saya bertanya.
Saya lihat mereka saling
berpandangan.
"Siapa yang dimana?"
tanya salah seorang di antara mereka.

"Michael, pelaut yang besar itu.
Saya sedang berjalan dengan dia tepat
sebelum hujan badai salju menghantam kita."

"Nak," Sersan berkata,
"Kamu ti-dak sedang berjalan dengan siapa pun.
Saya mengawasimu setiap saat.
Kamu bergerak terlalu jauh.
Saya baru saja mau
memanggilmu untuk kembali,
ketika kamu menghilang di tengah salju."
Dia memandang saya dengan penuh curiga.
"Bagaimana kamu melakukan hal itu, Nak?"

"Bagaimana saya melakukan apa?"
saya bertanya setengah marah, tanpa
memikirkan luka saya.
"Pelaut itu bernama Michael dan saya baru."
"Nak," kata Sersan dengan ramahnya,
"Saya sendiri yang memilih orang-orang
berseragam di sini dan tidak ada Michael
yang lain di kesatuan kita. Hanya
kamu satu-satunya Mike di sini."

Dia jeda untuk semenit,
"Bagaimana kamu melakukannya, Nak?
Kami mendengar beberapa tembakan,
bukan dari senapanmu,
dan tak ada satu pun petunjuk
mengenai bagaimana tujuh musuh itu
bisa berada di lembah sana."

Saya tidak berkata apa-apa;
apa yang dapat saya katakan?
Saya hanya dapat
memandang mereka dengan
mulut terbuka karena heran.

Setelah itu, Sersan berbicara lagi.
"Nak," dia berkata dengan hati-hati,
"Setiap orang dari ketujuh musuh itu
terbunuh oleh sambaran pedang."

Hanya itu yang mau saya ceritakan pada Ibu.
Seperti yang saya katakan, itu
mungkin karena sinar matahari
yang mengenai mata saya, mungkin karena demam
atau sakit yang saya rasakan,
tapi itulah yang terjadi.

Salam Sayang,

Michael

Sumber: Majalah AVE MARIA edisi AM-53, Maret-April 2009

Penterjemah: Ursula Brigitta Tiwow
APAKAH FLU BABI ITU?
Flu babi adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan
oleh virus yang sangat menular, ada tiga jenis virus (A, B,
C) yang dapat mengubah (change), dan ada beberapa subtipe.
Dan yg terpenting diketahui adalah karena ia mampu menyerang
semua usia, dan lokasi dalam mutasi-mutasi virus yg sering
menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian pada
banyak orang, sering terjadi pada anak-anak dan orang tua.

APAKAH FLU ITU SAMA DG FLU BIASA YG DISEBABKAN UDARA
DINGIN?
Tidak, walaupun keduanya adalah pernafasan akut dan gejala
penyakit yang umum, maka mahluk yg kecil yang menyebabkan
flu babi berbeda dengan flu biasa (common cold-influenza) .

BAGAIMANA CARA KERJA FLU BABI MENULARKAN?
Dari orang ke orang melalui secretions (proses pengeluaran)
dari mulut dan hidung (batuk, bersin, berbicara, bernyanyi)
atau kontak langsung (tangan, walau tidak terkena
lendir/ludah pasien. Sangat contagious/menular (3-7 hari
setelah gejala awal) dan risiko yang lebih tinggi jika
terjadi di ruang tertutup (kamar, nurseries/ruang perawatan,
sekolah, perawatan di rumah, ruang darurat, dll). Dapat
menjadi epidemi/pandemi ke seluruh dunia dalam waktu 3
sampai 6 bulan.

BAGAIMANA MENGENALI GEJALA ORANG TERKENA FLU BABI?
* Demam lebih dari 38 ° C.
* Sering batuk dan intens.
* Sakit kepala.
* Kurang nafsu makan.
* Hidung tersumbat/sengau
* Lain-lain rasa tidak enak.

BAGAIMANA MENDIAGNOSA "FLU BABI"?
Kita perlu belajar bagaimana seorang dokter melakukan
pemeriksaan klinis secara rinci mengenai latar belakang dan
pemeriksaan terhadap pasien-pasien lain, kontak pasien dg
orang lain dan perjalanan pasien (kemana saja?). Diagnosis
terhadap virus dengan mengidentifikasi
secretions/pengelua ran dari hidung atau pangkal tenggorokan
(virus isolasi) selama 24-72 jam pertama inisiasi penyakit,
atau melalui pengecekan darah untuk mengidentifikasi zat
antibodi-nya.

APAKAH "FLU BABI" BISA BERKOMPLIKASI (DENGAN
PENYAKIT LAIN)?
Ya, gambaran tentang flu babi nampak tidak terkenali
(sebelumnya) dan tidak terkait dengan penyakit lainnya namun
dapat menghasilkan komplikasi, terutama pernafasan (otitis,
sinusitis, rhinitis, radang paru-paru, Bronchopneumonia,
merintangi radang tenggorokan) , jantung atau bahkan
kematian, sering terpantau menjadi penularan yg meluas atau
epidemik. Sangatlah penting untuk memantau anak-anak jika
menerima pengobatan aspirin (mungkin encephalitis) .

ADAKAH PELUANG MENGOBATI PENYAKIT FLU BABI?
Flu babi disebabkan oleh virus, dan belum ada obat yg
manjur utk menuntaskannya, tetapi ada obat yang berfungsi
utk mengurangi/memperla mbat laju kegawatan penyakit,
memperpendek dan mengurangi gejala-gejala jika masih
terpantau dalam waktu 48 jam pertama rasa sakit. Penggunaan
obat-obatan adalah sangat sensitif, hanya dokter dapat
menentukan apakah pasien harus dirawat sebab mereka juga
tidak bebas menjalani kontak dg manusia lain (yg tidak
terinfeksi virus).

BAGAIMANA SAYA DAPAT MENCEGAH FLU BABI?
Ada vaksin sebagai cara terbaik untuk mencegah flu jenis
ini, maka setiap tahunnya telah disiapkan dengan
mempertimbangkan jenis virus yang beredar di dunia, tetapi
tidak (terlalu) baik bagi orang-orang yang alergi terhadap
protein telur, sebuah pengalaman serius mengenai reaksi
terhadap vaksin pernah dialami pada peristiwa
Guillain-Barre syndrome" (enam bulan setelah
vaksinasi).

PANDUAN KEPADA MASYARAKAT UMUM:
* Hindari kontak dengan orang-orang yang memiliki infeksi
pernafasan flu babi.
* Jangan menyapa atau mencium tangannya.
* Jangan berbagi makanan, penggunaan cangkir, piring, atau
peralatan makan lainnya.
* Berikan kebebasan sinar matahari memasuki ruang dalam
rumah, kantor, dan ruang-ruang tertutup lainnya (utk
membakar virus).
* Jaga ruang dapur, kamar mandi, handle pintu,
pagar tangga, mainan anak-anak, telepon atau
artikel-artikel/ majalah yg digunakan tetap dalam keadaan BERSIH.
* Jika terjadi demam mendadak, batuk-batuk, sakit kepala,
sakit pada otot dan sendi, segera periksakan diri ke dokter
atau unit kesehatan yg ada.
* Hangatkan badan dan hindari perubahan suhu mendadak (yg
menyebabkan ketidakseimbangan tubuh sehingga menjadi flu).
* Makan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin A dan C,
wortel, pepaya, jambu biji, jeruk, jeruk kepruk, jeruk,
lemon dan nanas).
* Seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air.
* Hindari berkecimpung dalam lingkungan terkontaminasi virus tsb.
* Tidak merokok di tempat tertutup atau di dekat anak-anak,
orang tua atau pasien.
* Ke dokter segera jika menemui/mengalami gejala-gejala.

APA LANGKAH-LANGKAH YANG DIREKOMENDASIKAN UNTUK MEREKA YANG MENDERITA FLU?
* Tinggal di rumah, menghindari pergi ke pusat-pusat kerja,
sekolah atau tempat di mana terdapat konsentrasi orang
teater, bioskop, bar, bis, metro, klub malam, pesta, dll).
Ini akan mencegah menjangkiti orang lain melalui Anda.
* Tutup mulutdan hidung dengan tisu/saputangan ketika
, batuk, bersin. Ini akan mencegah orang-orang di
sekitar anda menjadi sakit.
* Hindari menyentuh mata, mulut dan hidung orang lain utk
menghindari virus menyebar
* Flu dapat dicegah melalui penerapan vaksin yang disiapkan
sesuai dengan jenis virus yang beredar di dunia), harus
mendapatkan divaksinasi setiap tahun.
* Hindari debu, asap bergerak dan zat lainnya yang dapat
mengganggu pernafasan dan membuat anak-anak lebih rentan
terhadap penyakit.
* Gunakan cubrebocas, buang tisu hasil bersin ke kantong
plastik dan bersinlah di ujung ruangan (jauh dari orang
lain).
* Jika setelah 24 jam tanpa gejala, Anda dapat bekerja
normal kembali.

Terakhir Diperbaharui:
Jumat 24 Apr 2009 pada 13:15
oleh Sweet Buenrostro (staf Departemen Kesehatan Mexico).
Diterjemahkan oleh Noprizal Erhan pada 28 April 2009 dari
sebuah artikel berbahasa Spanyol
di situs Departemen Kesehatan Mexico :
Secretaría de Salud Edificio Sede