Senin, 29 Juni 2009

Kita semua sudahpun mempunyai 4 isteri/suami. begini...... ......... ...

Suatu ketika dahulu, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 isteri.

Dia mencintai isteri ke-4 dan menganugerahinya harta dan kesenangan,

sebab ia yang tercantik di antara semua isterinya.


Pria ini juga mencintai isterinya yang ke-3. ia sangat bangga dengan
sang isteri dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita cantik ini
kepada semua temannya. Namun ia juga selalu khuatir takut isterinya ini
lari dengan pria lain.

Begitu juga dengan isteri ke-2. Sang pedagang sangat menyukainya kerana
ia isteri yang sabar dan penuh pengertian. Ketika pedagang mendapat
masalah, ia selalu minta pertimbangan isteri ke-2-nya ini, yang selalu
menolong dan mendampingi sang suami melewati masa-masa sukarnya.

Sama halnya dengan isteri pertama. Ia adalah pasangan yang sangat setia
dan selalu membawa kebaikan bagi kehidupan keluarganya. Wanita ini yang
merawat dan mengatur semua kekayaan dan bisness sang suami. Akan
tetapi, sang pedagang kurang mencintainya meski isteri pertama ini
begitu sayang kepadanya.

Suatu hari si pedagang sakit dan menyedari bahawa ia akan meninggal dunia.

Ia meresapi semua kehidupan indahnya dan berkata dalam hati, "Ketika
ini aku punya 4 isteri. Namun ketika aku meninggal, aku akan sendiri.
Betapa menyedihkan. "

Lalu pedagang itu memanggil semua isterinya dan bertanya pada isteri
ke-4-nya. "Engkaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan
perhiasan indah. Nah, sekarang aku akan mati. Maukah kamu mendampingi
dan menemaniku?"

Ia terdiam.... tentu saja tidak!

Jawab isteri ke-4 dan pergi begitu saja tanpa berkata apa2 lagi.


Jawaban ini sangat menyakitkan hati. Seakan2 ada pisau terhunus dan
mengiris- iris hatinya. Pedagang itu sedih lalu bertanya pada isteri
ke-3.

"Aku pun mencintaimu sepenuh hati dan saat ini hidupku akan berakhir.

Maukah kau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?"


Isterinya menjawab, "hidup begitu indah di sini, Aku akan menikah lagi jika kau mati".

Bagai disambar petir di siang bolong, sang pedagang sangat terpukul
dengan jawaban tsb. Badannya terasa demam. Kemudian ia memanggil isteri
ke-2. "

Aku selalu berpaling kepadamu setiap kali aku mendapat masalah dan kau
selalu membantuku sepenuh hati. Kini aku memerlukan sekali bantuanmu.
Kalau aku mati, maukah engkau mendampingiku? "

Jawab sang isteri, "Maafkan aku kali ini aku tak dapat menolongmu. Aku
hanya dapat menghantarmu hingga ke liang kubur. Nantiakan kubuatkan
makam yang indah untukmu."

Pedagang ini merasa putus asa. Dalam keadaan kecewa itu, tiba-tiba
terdengar suara, "Aku akan tinggal bersamamu dan menemanimu kemana pun
kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu."

Pria itu lalu menoleh ke samping, dan mendapati isteri pertamanya di
sana. Ia tampak begitu kurus. Badannya seperti orang kelaparan. Merasa
menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja aku dapat merawatmu
lebih baik saat aku mampu, tak akan kubiarkan engkau kurus seperti ini,
isteriku."

Pengajaran:

HIDUP KITA DIWARNAI 4 ISTERI

Sesungguhnya, kita punya 4 isteri dalam hidup ini.

Isteri ke-4 adalah TUBUH kita.

Seberapa banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita
supaya tampak indah dan gagah. Semua ini akan hilang dalam suatu batas
waktu dan ruang. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita
menghadap kepada-Nya.

Isteri ke-3, STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN.

Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan
berpindah danmelupakan kita yang pernah memilikinya. Sebesar apapun
kedudukan kita dalam masyarakat dan sebanyak apapun harta kita, semua
itu akan berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.

Sedangkan isteri ke-2, yakni KERABAT DAN TEMAN.

Seberapa pun dekat hubungankita dengan mereka, kita tak akan dapat
terus bersama mereka. Hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita.

Dan sesungguhnya isteri pertama kita adalah JIWA DAN AMAL KITA.

Sebenarnya hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus
setia mendampingi kemana pun kita melangkah. Hanya amallah yang mampu
menolong kita di akhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa kita dengan bijak serta jangan
dan leka malu untuk berbuat amal, memberikan pertolongan kepada sesama
yang memerlukan. Betapa pun kecilnya bantuan kita, pemberian kita
menjadi sangat bererti bagi mereka yang memerlukannya.

Mari kita belajar memperlakukan jiwa dan amal kita dengan bijak.

Tidak ada komentar: