DIALOG TUHAN DENGAN MALAIKAT
--> Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.
Malaikat datang dan bertanya,
Malaikat: “Mengapa begitu lama, Tuhan?”
Tuhan :
“Sudahkan engkau lihat semua detail yang AKU buat untuk
menciptakan mereka?
Dua tangan ini harus bisa dibereskan, tetapi bahannya
bukan dari plastik.
Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan
dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan.
Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan.
Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati
dan keterpurukan, dan semua dilakukannya cukup
dengan dua tangan ini.”
--> Malaikat pun takjub.
Malaikat: “Hanya dengan dua tangaN?? Impossible!!
Dan itu model standard?! Sudahlah Tuhan, cukup dulu
untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya”.
Tuhan: “Oh… Tidak, AKU akan menyelesaikan ciptaan ini,
karena ini adalah ciptaan favorit saya. O Iya, Dia juga akan mampu
menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari.”
--> Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan TUHAN itu.
Malaikat: “Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut TUHAN ?”
Tuhan: “Yah.. AKU membuatnya lembut. Tapi ENGKAU belum bisa
bayangkan kekuatan yang AKU berikan agar mereka dapat
mengatasi banyak hal yang luar biasa.”
Malaikat: “Dia bisa berpikir?”
Tuhan: “Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi.”
--> Malaikat itu menyentuh dagunya….
Malaikat: “TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan lelah
& rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”
Tuhan: “Itu bukan lelah atau rapuh….itu air mata.”
Malaikat: “Untuk apa?”
--> TUHAN melanjutkan….
Tuhan: “Air mata adalah salah satu cara dia mengekspressikan
kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan.”
Malaikat: “Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN. ENGKAU memikirkan
segala sesuatunya, wanita ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!”
Tuhan: “Ya pastii…! Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona
laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa
saat ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan
ketidakadilan. Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya
yang sakit untuk berobat. CINTANYA TANPA SYARAT.
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa. Dia begitu bahagia
mendengar kelahiran. Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit
dan kematian. Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.
Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.
Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita, DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA
DIRINYA…(soulmate9.wordpress.com)
Mungkin sudah banyak yang membaca tentang dialog ini, tapi
Begitu berharganya wanita, hingga proses penciptaannya pun
begitu matang. Untuk itu, bagi bunda, jangan pernah merasa
rendah diri akan kekurangan yang kita miliki.
Tapi bersyukurlah atas semuanya. Jangan pernah menyerah
akan sesuatu hal, tapi berjuanglah. Jangan hanya mencoba
1 jalan, tapi lalui jalan yang lain untuk mencapai tujuan.
Jika menyerah oleh suatu keadaan, maka kita akan semakin terpuruk
MY LIFE
Jumat, 13 Juli 2012
Jumat, 06 Juli 2012
I cried for my brother six times
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil.
Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning,
dan punggung mereka menghadap ke langit.
Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah saputangan
yang mana semua bisa membiayai keduanya sekaligus?"
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah
dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi,
telah cukup membaca banyak buku."
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya.
"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu lemahnya?
Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan
saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah
di dusun itu untuk meminjam uang.
Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku
yang membengkak, dan berkata,
"Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya;
kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan
jurang kemiskinan ini."
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi
meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang,
adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian
lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering.
Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan
secarik kertas di atas bantalku:
"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah.
Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku,
dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.
Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun,
dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen
pada punggungnya di lokasi konstruksi,
aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) .
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku,
ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan,
"Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?
Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh,
seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir.
Aku menanyakannya,
"Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku
kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum,
"Lihat bagaimana penampilanku.
Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu
saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu? "
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku.
Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya,
dan tersekat-sekat dalam kata-kataku,
"Aku tidak perduli omongan siapa pun!
Kamu adalah adikku apa pun juga!
Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. .."
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut
berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku,
dan terus menjelaskan,
"Saya melihat semua gadis kota memakainya.
Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi.
Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.
Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah,
kaca jendela yang pecah telah diganti,
dan kelihatan bersih di mana-mana.
Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil
di depan ibuku.
"Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu
untuk membersihkan rumah kita!"
Tetapi katanya, sambil tersenyum,
"Itu adalah adikmu yang pulang awal
untuk membersihkan rumah ini.
Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya?
Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku.
Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku.
Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya
dan mebalut lukanya.
"Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.
"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja
di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu.
Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan ..."
Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya,
dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota.
Banyak kali suamiku dan aku mengundang orangtuaku
untuk datang dan tinggal bersama kami,
tetapi mereka tidak pernah mau.
Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun,
mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa.
Adikku tidak setuju juga, mengatakan,
"Kak, jagalah mertuamu aja.
Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."
Suamiku menjadi direktur pabriknya.
Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan
sebagai manajer pada departemen pemeliharaan.
Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk
memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik,
dan masuk rumah sakit.
Suamiku dan aku pergi menjenguknya.
Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu,
"Mengapa kamu menolak menjadi manajer?
Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu
yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang,
luka yang begitu serius.
Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya,
ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar --
ia baru saja jadi direktur,
dan saya hampir tidak berpendidikan.
Jika saya menjadi manajer seperti itu,
berita seperti apa yang akan dikirimkan?"
Mata suamiku dipenuhi air mata,
dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah:
"Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?"
Adikku menggenggam tanganku.
Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia
menikahi seorang gadis petani dari dusun itu.
Dalam acara pernikahannya,
pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya,
"Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?"
Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali
sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.
"Ketika saya pergi sekolah SD,
ia berada pada dusun yang berbeda.
Setiap hari kakakku dan saya berjalan
selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.
Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.
Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya.
Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.
Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran
karena cuaca yang begitu dingin
sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya.
Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup,
saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu.
Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku,
"Dalam hidupku, orang yang paling aku berterimakasih adalah adikku."
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini,
di depan kerumunan perayaan ini,
air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
Diterjemahkan dari : "I cried for my brother six times"
Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning,
dan punggung mereka menghadap ke langit.
Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah saputangan
yang mana semua bisa membiayai keduanya sekaligus?"
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah
dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi,
telah cukup membaca banyak buku."
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya.
"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu lemahnya?
Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan
saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah
di dusun itu untuk meminjam uang.
Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku
yang membengkak, dan berkata,
"Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya;
kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan
jurang kemiskinan ini."
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi
meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang,
adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian
lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering.
Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan
secarik kertas di atas bantalku:
"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah.
Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku,
dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.
Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun,
dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen
pada punggungnya di lokasi konstruksi,
aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) .
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku,
ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan,
"Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?
Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh,
seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir.
Aku menanyakannya,
"Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku
kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum,
"Lihat bagaimana penampilanku.
Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu
saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu? "
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku.
Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya,
dan tersekat-sekat dalam kata-kataku,
"Aku tidak perduli omongan siapa pun!
Kamu adalah adikku apa pun juga!
Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. .."
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut
berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku,
dan terus menjelaskan,
"Saya melihat semua gadis kota memakainya.
Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi.
Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.
Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah,
kaca jendela yang pecah telah diganti,
dan kelihatan bersih di mana-mana.
Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil
di depan ibuku.
"Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu
untuk membersihkan rumah kita!"
Tetapi katanya, sambil tersenyum,
"Itu adalah adikmu yang pulang awal
untuk membersihkan rumah ini.
Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya?
Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku.
Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku.
Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya
dan mebalut lukanya.
"Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.
"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja
di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu.
Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan ..."
Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya,
dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota.
Banyak kali suamiku dan aku mengundang orangtuaku
untuk datang dan tinggal bersama kami,
tetapi mereka tidak pernah mau.
Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun,
mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa.
Adikku tidak setuju juga, mengatakan,
"Kak, jagalah mertuamu aja.
Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."
Suamiku menjadi direktur pabriknya.
Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan
sebagai manajer pada departemen pemeliharaan.
Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk
memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik,
dan masuk rumah sakit.
Suamiku dan aku pergi menjenguknya.
Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu,
"Mengapa kamu menolak menjadi manajer?
Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu
yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang,
luka yang begitu serius.
Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya,
ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar --
ia baru saja jadi direktur,
dan saya hampir tidak berpendidikan.
Jika saya menjadi manajer seperti itu,
berita seperti apa yang akan dikirimkan?"
Mata suamiku dipenuhi air mata,
dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah:
"Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?"
Adikku menggenggam tanganku.
Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia
menikahi seorang gadis petani dari dusun itu.
Dalam acara pernikahannya,
pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya,
"Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?"
Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali
sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.
"Ketika saya pergi sekolah SD,
ia berada pada dusun yang berbeda.
Setiap hari kakakku dan saya berjalan
selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.
Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.
Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya.
Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.
Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran
karena cuaca yang begitu dingin
sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya.
Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup,
saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu.
Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku,
"Dalam hidupku, orang yang paling aku berterimakasih adalah adikku."
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini,
di depan kerumunan perayaan ini,
air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
Diterjemahkan dari : "I cried for my brother six times"
Rabu, 27 Juni 2012
DULU & SEKARANG
Dulu....
Aku pernah sangat kagum pd manusia
cerdas, sangat kaya, berhasil dlm karir,hidup
& hebat dlm dunianya
Sekarang
Aku memilih utk mengganti kriteria kekagumanku
Aku kagum dgn manusia yg hebat di mata Allah
Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa
tetapi bersahaja
Dulu
aku memilih marah krn merasa harga diriku
dijatuhkan ketika org lain berlaku kasar kpdku
& menyakitiku dgn kalimat2 sindiran
Sekarang
aku memilih utk bersyukur & berterimakasih
krn aku yakin ada hikmah yg datang dari mrk
ketika aku mampu utk memaafkan & bersabar
Dulu
aku berpikir aku bisa membahagiakan ortu, saudara
& teman2ku kalo aku berhasil dgn duniaku
ternyata yg membuat kebanyakan dari mrk bahagia
adl bukan itu melainkan sikap, tingkah laku &
sapaanku kpd mrk.
Sekarang
aku memilih utk membuat mrk bahagia dgn apa yg
ada padaku. Tak ada yg bisa memberikan jaminan
bahwa aku masih bisa menghirup nafas esok hari
Kalo hari ini & esok aku masih hidup,
itu adalah anugerah.
Aku pernah sangat kagum pd manusia
cerdas, sangat kaya, berhasil dlm karir,hidup
& hebat dlm dunianya
Sekarang
Aku memilih utk mengganti kriteria kekagumanku
Aku kagum dgn manusia yg hebat di mata Allah
Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa
tetapi bersahaja
Dulu
aku memilih marah krn merasa harga diriku
dijatuhkan ketika org lain berlaku kasar kpdku
& menyakitiku dgn kalimat2 sindiran
Sekarang
aku memilih utk bersyukur & berterimakasih
krn aku yakin ada hikmah yg datang dari mrk
ketika aku mampu utk memaafkan & bersabar
Dulu
aku berpikir aku bisa membahagiakan ortu, saudara
& teman2ku kalo aku berhasil dgn duniaku
ternyata yg membuat kebanyakan dari mrk bahagia
adl bukan itu melainkan sikap, tingkah laku &
sapaanku kpd mrk.
Sekarang
aku memilih utk membuat mrk bahagia dgn apa yg
ada padaku. Tak ada yg bisa memberikan jaminan
bahwa aku masih bisa menghirup nafas esok hari
Kalo hari ini & esok aku masih hidup,
itu adalah anugerah.
Selasa, 19 Juni 2012
HIDUP & KOPI
Mungkin pernah terlintas dlm benak kita
apa sih arti hidup ini?
Dan apa tujuan kita dlm hidup ini?
Memang pertanyaan diatas akan sulit utk dijelaskan
krn setiap org pasti memiliki jln hdp yg berbeda.
Terkadang disaat kita menjalani hidup ini,
akan byk halangan yg dtg silih berganti.
Banyak org yg putus asa disaat menghadapi halangan² tsb,
terkdg ada juga bbrp org yg menikmati akan adanya halangan² tsb.
Kita bisa menjadikan halangan² yg ada di hidup kita
bagaikan butiran gula.
Mengapa di andaikan sebagai gula?
Krn byk org yg menyukai kopi, yaitu sejenis minuman yg hitam pekat
& kadang tampaknya tidak menarik untuk di minum,
tetapi dgn adanya gula tsb akan menyulap secangkir kopi tadi
menjadi terasa lbh nikmat bila kita meminumnya.
Ya!
Kita bisa mengandaikan juga kehidupan kita
laksana se cangkir kopi pahit yg baru saja kita seduh.
Kopi tsb, jika baru diseduh tanpa diberi gula akan terasa pahit
& terasa tidak enak di lidah.
Sama halnya seperti kehidupan kita yg selalu monoton
tdk ada perubahan yg signifikan dari apa yg terjadi
di saat kita menjalani hidup ini.
Masalah atau halangan sebesar dan sesulit apapun
pasti bisa kita jalani atau selesaikan
asal tidak ada kata menyerah, putus asa,
semua itu demi memperoleh butiran gula di hidupmu,
tetapi halangan² yg bisa saja kecil atau besar
akan menjadi butiran gula yg akan menambahkan rasa
pada kopi kita tadi, tinggal bagaimanakah kita bisa
mengatur butiran gula tersebut, agar pas di kopi tersebut.
Tidak terlalu manis juga tidak terlalu pahit,
itulah makna sebuah hidup
kita harus menikmati segala rencana tuhan
yang di berikan kepada kita
& kita akan mendapatkan secangkir kopi
yg dpt menenangkan hidup kita.
apa sih arti hidup ini?
Dan apa tujuan kita dlm hidup ini?
Memang pertanyaan diatas akan sulit utk dijelaskan
krn setiap org pasti memiliki jln hdp yg berbeda.
Terkadang disaat kita menjalani hidup ini,
akan byk halangan yg dtg silih berganti.
Banyak org yg putus asa disaat menghadapi halangan² tsb,
terkdg ada juga bbrp org yg menikmati akan adanya halangan² tsb.
Kita bisa menjadikan halangan² yg ada di hidup kita
bagaikan butiran gula.
Mengapa di andaikan sebagai gula?
Krn byk org yg menyukai kopi, yaitu sejenis minuman yg hitam pekat
& kadang tampaknya tidak menarik untuk di minum,
tetapi dgn adanya gula tsb akan menyulap secangkir kopi tadi
menjadi terasa lbh nikmat bila kita meminumnya.
Ya!
Kita bisa mengandaikan juga kehidupan kita
laksana se cangkir kopi pahit yg baru saja kita seduh.
Kopi tsb, jika baru diseduh tanpa diberi gula akan terasa pahit
& terasa tidak enak di lidah.
Sama halnya seperti kehidupan kita yg selalu monoton
tdk ada perubahan yg signifikan dari apa yg terjadi
di saat kita menjalani hidup ini.
Masalah atau halangan sebesar dan sesulit apapun
pasti bisa kita jalani atau selesaikan
asal tidak ada kata menyerah, putus asa,
semua itu demi memperoleh butiran gula di hidupmu,
tetapi halangan² yg bisa saja kecil atau besar
akan menjadi butiran gula yg akan menambahkan rasa
pada kopi kita tadi, tinggal bagaimanakah kita bisa
mengatur butiran gula tersebut, agar pas di kopi tersebut.
Tidak terlalu manis juga tidak terlalu pahit,
itulah makna sebuah hidup
kita harus menikmati segala rencana tuhan
yang di berikan kepada kita
& kita akan mendapatkan secangkir kopi
yg dpt menenangkan hidup kita.
KEGAGALAN
Joey Green dlm tulisannya berjudul
"The Road to Success is Paved with Failure".
Dia menulis berbagai kisah org yg sukses
secara luar biasa stlh mengalami kegagalan.
Di bidang bisnis, diberikan contoh Fred Smith.
Org yg hanya mendpt nilai C dlm salah satu proyeknya di Yale
saat menuliskan ide ttg jasa pengiriman semalam.
Tapi, nilai itu tidak sebanding dgn Federal Express,
industri raksasa pengiriman barang dunia.
Pdhl ide itu pernah diacuhkan oleh gurunya.
Demikian juga Coke.
Pd thn pertama, Coke hanya mampu menjual 400 botol.
Tapi, skrg Coke ada di mana-mana.
Kapan & dimana saja penetrasi Coke ini.
Bahkan, menjadi simbol nyata globalisasi yg sdg berlangsung.
Di bidang sastra & seni. Elvis Presley, pernah diberi nilai C
dgn nada menghina saat ia duduk di L.C. Humes High School di Memphis.
Guru itu mencap dirinya sama sekali tdk bisa bernyanyi.
Tapi, kini dia menjadi penyanyi legenda dunia.
Ada ksh Rudyard Kipling. Ia prnh menulis cerita & mengirimkannya
ke sebuah surat kabar di California pd tahun 1888.
Tapi, ditolak oleh sang editor.
Belakangan, dia merupakan salah seorg peraih nobel
di bdg sastra pd thn 1907.
Masih banyak contoh lainnya.
Anda pun bisa melihat sendiri orang² di sktr Anda.
Satu benang merah yg menarik.
Saat Anda gagal, jgn kalang kabut.
Jgn biarkan energi Anda habis terkuras hya krn kegagalan tsb.
Arogan sekali jika kita selalu berhrp
semua berjalan mulus tanpa kendala.
Nah, ambilah trophy kemenangan dr setiap kegagalan yg kita alami.
Kita tdk mungkin sukses tanpa memiliki keberanian untuk gagal.
Lihat mrk yg sukses itu. Mrk melewati berbagai tantangan
& kesulitan dgn jiwa besar.
Kegagalan plg buruk adlh mrk yg mencoba, gagal & menyerah.
Dag Hammarskjold berkata,
jgn prnh mengukur tinggi sebuah gunung
sebelum Anda mencapai puncaknya.
Krn, anda kemudian akan melihat betapa rendahnya gunung itu.
Tak ada kata menyerah!
"The Road to Success is Paved with Failure".
Dia menulis berbagai kisah org yg sukses
secara luar biasa stlh mengalami kegagalan.
Di bidang bisnis, diberikan contoh Fred Smith.
Org yg hanya mendpt nilai C dlm salah satu proyeknya di Yale
saat menuliskan ide ttg jasa pengiriman semalam.
Tapi, nilai itu tidak sebanding dgn Federal Express,
industri raksasa pengiriman barang dunia.
Pdhl ide itu pernah diacuhkan oleh gurunya.
Demikian juga Coke.
Pd thn pertama, Coke hanya mampu menjual 400 botol.
Tapi, skrg Coke ada di mana-mana.
Kapan & dimana saja penetrasi Coke ini.
Bahkan, menjadi simbol nyata globalisasi yg sdg berlangsung.
Di bidang sastra & seni. Elvis Presley, pernah diberi nilai C
dgn nada menghina saat ia duduk di L.C. Humes High School di Memphis.
Guru itu mencap dirinya sama sekali tdk bisa bernyanyi.
Tapi, kini dia menjadi penyanyi legenda dunia.
Ada ksh Rudyard Kipling. Ia prnh menulis cerita & mengirimkannya
ke sebuah surat kabar di California pd tahun 1888.
Tapi, ditolak oleh sang editor.
Belakangan, dia merupakan salah seorg peraih nobel
di bdg sastra pd thn 1907.
Masih banyak contoh lainnya.
Anda pun bisa melihat sendiri orang² di sktr Anda.
Satu benang merah yg menarik.
Saat Anda gagal, jgn kalang kabut.
Jgn biarkan energi Anda habis terkuras hya krn kegagalan tsb.
Arogan sekali jika kita selalu berhrp
semua berjalan mulus tanpa kendala.
Nah, ambilah trophy kemenangan dr setiap kegagalan yg kita alami.
Kita tdk mungkin sukses tanpa memiliki keberanian untuk gagal.
Lihat mrk yg sukses itu. Mrk melewati berbagai tantangan
& kesulitan dgn jiwa besar.
Kegagalan plg buruk adlh mrk yg mencoba, gagal & menyerah.
Dag Hammarskjold berkata,
jgn prnh mengukur tinggi sebuah gunung
sebelum Anda mencapai puncaknya.
Krn, anda kemudian akan melihat betapa rendahnya gunung itu.
Tak ada kata menyerah!
GORENGAN BUNTUT SINGKONG
Ada seorg penjual gorengan bernama Pak Sutikno
yg punya kebiasaan menyisakan buntut singkong goreng
yg tak terjual.
Sebelum pulang ke rumah, dia selalu memberikan sisa gorengan
tersebut pada seorang bocah yang sering bermain
di dekat tempatnya mangkal.
Tanpa terasa sudah dua puluh empat tahun
Sutikno menjalani bisnis jual gorengannya
tanpa ada perubahan yang berarti,
masih mangkal di tempat yg sama
dengan omset penjualan yang tidak berubah pula.
Suatu hari datang seorang pria dengan penampilan elegan
dan membawa mobil mewah berhenti di depan gerobaknya
sambil bertanya,”Ada gorengan buntut singkong Bang?”
“Kagak ada mas! Yang ada pisang sama singkong goreng”,
balas Sutikno.
“Saya kangen ama buntut singkongnya.
Dulu waktu sy msh kecil, ketika ayah saya baru meninggal
tidak ada yang membiayai hidup saya.
Teman-teman mengejek saya karena tidak bisa beli jajan.
Saya waktu itu lalu lalang di depan gerobak abang,
lalu abang memanggil saya dan memberi sepotong buntut
singkong goreng,” ujar pria itu.
Sutikno terperangah, dia tidak mengira sepotong buntut singkong
yang biasanya dibuang, bisa membuat pria itu mendatanginya
dengan keadaan yang benar-benar berbeda.
“Yang saya berikan dulu itukan cuma buntut singkong.
Kenapa kamu masih ingat sama saya?”
tanya penjual gorengan itu penasaran.
“Abang tidak sekedar memberi saya buntut singkong,
tapi juga kebahagiaan,” papar pria itu.
Sesuatu yang dianggap remeh, tapi baginya hal itu
membuat sangat bahagia sehingga ia berjanji suatu saat
akan membalas budi baik penjual gorengan itu.
“Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Abang.
Tapi, saya ingin memberangkatkan Abang berhaji.
Semoga Abang bahagia,” ujar si pria.
Penjual gorengan itu hampir-hampir tak percaya,
inikah balasan dari bersedekah gorengan buntut singkong…
Ippho Santosa
(Penulis buku-buku optimasi otak kanan)
Ternyata dengan bersedekah bisa memberi arti dalam hidup kita...
yg punya kebiasaan menyisakan buntut singkong goreng
yg tak terjual.
Sebelum pulang ke rumah, dia selalu memberikan sisa gorengan
tersebut pada seorang bocah yang sering bermain
di dekat tempatnya mangkal.
Tanpa terasa sudah dua puluh empat tahun
Sutikno menjalani bisnis jual gorengannya
tanpa ada perubahan yang berarti,
masih mangkal di tempat yg sama
dengan omset penjualan yang tidak berubah pula.
Suatu hari datang seorang pria dengan penampilan elegan
dan membawa mobil mewah berhenti di depan gerobaknya
sambil bertanya,”Ada gorengan buntut singkong Bang?”
“Kagak ada mas! Yang ada pisang sama singkong goreng”,
balas Sutikno.
“Saya kangen ama buntut singkongnya.
Dulu waktu sy msh kecil, ketika ayah saya baru meninggal
tidak ada yang membiayai hidup saya.
Teman-teman mengejek saya karena tidak bisa beli jajan.
Saya waktu itu lalu lalang di depan gerobak abang,
lalu abang memanggil saya dan memberi sepotong buntut
singkong goreng,” ujar pria itu.
Sutikno terperangah, dia tidak mengira sepotong buntut singkong
yang biasanya dibuang, bisa membuat pria itu mendatanginya
dengan keadaan yang benar-benar berbeda.
“Yang saya berikan dulu itukan cuma buntut singkong.
Kenapa kamu masih ingat sama saya?”
tanya penjual gorengan itu penasaran.
“Abang tidak sekedar memberi saya buntut singkong,
tapi juga kebahagiaan,” papar pria itu.
Sesuatu yang dianggap remeh, tapi baginya hal itu
membuat sangat bahagia sehingga ia berjanji suatu saat
akan membalas budi baik penjual gorengan itu.
“Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Abang.
Tapi, saya ingin memberangkatkan Abang berhaji.
Semoga Abang bahagia,” ujar si pria.
Penjual gorengan itu hampir-hampir tak percaya,
inikah balasan dari bersedekah gorengan buntut singkong…
Ippho Santosa
(Penulis buku-buku optimasi otak kanan)
Ternyata dengan bersedekah bisa memberi arti dalam hidup kita...
Kamis, 14 Juni 2012
Dua Hal yang Membahagiakan
Dua hal yang tidak akan kekal pada diri seseorang
adalah masa muda dan kekuatannya
Dua hal yang tidak akan berubah pada diri seseorang
adalah tabiat dan bentuk tubuhnya
Dua hal yang tidak akan besar bersamanya
adalah akal dan amalnya
Dan manusia tidak akan malu terhadap dua hal
yaitu mengisi perutnya dan kebutuhannya
Manusia itu selalu malu pada dua hal
yaitu mencuri dan berkhianat
Adapun dua hal yang bermanfaat bagi setiap manusia
adalah akhlak yang bagus dan jiwa yang toleran
Dua hal yang membahayakan bagi setiap manusia
adalah menghasat orang yang memperoleh nikmat
dan dengki terhadap orang yang berwibawa
Dua hal yang apabila bertambah atau berkurang
akan berakibat buruk pada seseorang
yaitu makanan atau minuman
Dua hal yang apabila bertambah tidak berbahaya
tetapi apabila keduanya berkurang
akan membawa kepada dampak yang lebih baik
yaitu kebiasaan dan sikap ikut-ikutan
Dua hal yang apabila berkurang akan berbahaya
jika bertambah akan memberikan dampak
yang lebih baik yaitu
ibadah dan ikhsan atau berbuat baik.
Dua hal yang membahayakan manusia secara materi
tetapi memberi manfaat untuk orang banyak
yaitu membelanjakan harta untuk kemuliaan
dan mengorbankan jiwa ke jalan Allah.
Dua hal yang mendatangkan manfaat bagi manusia
secara materi akan tetapi menimbulkan bahaya
bagi banyak orang yaitu
melindungi rahasia suatu profesi
dan menyimpan atas keberhasilan suatu penelitian
Dua hal yang di sukai manusia
yaitu harta dan keindahan
Dua hal yang tidak di sukai manusia
yaitu kesewenang-wenangan dan kerusakan
Dua hal yang menyilaukan atau menyilapkan semua manusia
yaitu hawa nafsu dan anak-anak.
Dua hal dimana manusia semua khawatir terhadapanya
yaitu kemiskinan dan kematian
Dua hal yang selalu di buntuti oleh semua manusia
yaitu halusinasi dan hayalan
Dua hal yang selalu di hindari oleh semua manusia
yaitu penyakit dan kelaparan
Dua hal dimana manusia sangat suka melihatnya
yaitu pahlawan dan para pelawak.
Dua hal yang selalu di harapkan manusia
agar senantiasa ada dalam dirinya
yaitu kesehatan dan kesenangan.
Dua hal yang suka di dengarkan manusia
yaitu suara yang merdu dan berita yang mengembirakan.
Dua hal yang di mana semua manusia ingin mendapatkannya
yaitu ketenaran dan pujian dari orang lain.
Dan yang terakhir......
Dua hal yang kelak manusia akan bertempat di akhir kehidupannya
yaitu SURGA atau NERAKA.
Dua hal yang tidak akan kekal pada diri seseorang
adalah masa muda dan kekuatannya
Dua hal yang tidak akan berubah pada diri seseorang
adalah tabiat dan bentuk tubuhnya
Dua hal yang tidak akan besar bersamanya
adalah akal dan amalnya
Dan manusia tidak akan malu terhadap dua hal
yaitu mengisi perutnya dan kebutuhannya
Manusia itu selalu malu pada dua hal
yaitu mencuri dan berkhianat
Adapun dua hal yang bermanfaat bagi setiap manusia
adalah akhlak yang bagus dan jiwa yang toleran
Dua hal yang membahayakan bagi setiap manusia
adalah menghasat orang yang memperoleh nikmat
dan dengki terhadap orang yang berwibawa
Dua hal yang apabila bertambah atau berkurang
akan berakibat buruk pada seseorang
yaitu makanan atau minuman
Dua hal yang apabila bertambah tidak berbahaya
tetapi apabila keduanya berkurang
akan membawa kepada dampak yang lebih baik
yaitu kebiasaan dan sikap ikut-ikutan
Dua hal yang apabila berkurang akan berbahaya
jika bertambah akan memberikan dampak
yang lebih baik yaitu
ibadah dan ikhsan atau berbuat baik.
Dua hal yang membahayakan manusia secara materi
tetapi memberi manfaat untuk orang banyak
yaitu membelanjakan harta untuk kemuliaan
dan mengorbankan jiwa ke jalan Allah.
Dua hal yang mendatangkan manfaat bagi manusia
secara materi akan tetapi menimbulkan bahaya
bagi banyak orang yaitu
melindungi rahasia suatu profesi
dan menyimpan atas keberhasilan suatu penelitian
Dua hal yang di sukai manusia
yaitu harta dan keindahan
Dua hal yang tidak di sukai manusia
yaitu kesewenang-wenangan dan kerusakan
Dua hal yang menyilaukan atau menyilapkan semua manusia
yaitu hawa nafsu dan anak-anak.
Dua hal dimana manusia semua khawatir terhadapanya
yaitu kemiskinan dan kematian
Dua hal yang selalu di buntuti oleh semua manusia
yaitu halusinasi dan hayalan
Dua hal yang selalu di hindari oleh semua manusia
yaitu penyakit dan kelaparan
Dua hal dimana manusia sangat suka melihatnya
yaitu pahlawan dan para pelawak.
Dua hal yang selalu di harapkan manusia
agar senantiasa ada dalam dirinya
yaitu kesehatan dan kesenangan.
Dua hal yang suka di dengarkan manusia
yaitu suara yang merdu dan berita yang mengembirakan.
Dua hal yang di mana semua manusia ingin mendapatkannya
yaitu ketenaran dan pujian dari orang lain.
Dan yang terakhir......
Dua hal yang kelak manusia akan bertempat di akhir kehidupannya
yaitu SURGA atau NERAKA.
Langganan:
Postingan (Atom)