Selasa, 15 Juli 2008

HIKMAH DARI KUNGFU PANDA

Po, si Panda jantan, yang sehari-hari bekerja di toko mie ayahnya,
memiliki impian untuk menjadi seorang pendekar Kung Fu.
Tak disangka, dalam suatu kompetisi,
Po dinobatkan sebagai Pendekar Naga
yang dinanti-nantikan kehadirannya untuk melindungi desa
dari balas dendam Tai Lung.

Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari Film ini :


1.The secret to be special is YOU. You have to believe that you're special.

Po hampir putus asa karena tidak mampu memecahkan rahasia Kitab Naga,
yang hanya berupa lembaran kosong.
Wejangan dari ayahnya-lah yang akhirnya membuatnya
kembali bersemangat dan memandang positif dirinya sendiri.

Kalau kita berpikir diri kita adalah spesial, unik, berharga
kita pun akan punya daya dorong untuk melakukan hal-hal yang spesial.
Kita akan bisa, kalau kita berpikir kita bisa.

Seperti kata Master Oogway, You just need to believe


2.Teruslah kejar impianmu.

Po, panda gemuk yang untuk bergerak saja susah
akhirnya bisa menguasai ilmu Kung Fu.

Berapa banyak dari kita yang akhirnya menyerah,
gagal mencapai impian karena terhalang oleh
pikiran negatif diri kita sendiri?

Seperti kata Master Oogway,
Kemarin adalah sejarah,
esok adalah misteri,
saat ini adalah anugerah,
makanya disebut Present (hadiah).

Jangan biarkan diri kita dihalangi oleh kegagalan masa lalu
dan ketakutan masa depan.

Ayo berjuanglah di masa sekarang
yang telah dianugerahkan Tuhan padamu.


3.Kamu tidak akan bisa mengembangkan orang lain,
sebelum kamu percaya dengan kemampuan orang itu,
dan kemampuan dirimu sendiri.


Master ShiFu ogah-ogahan melatih Po .
Ia memandang Po tidak berbakat.
Kalaupun Po bisa, mana mungkin ia melatih Po
dalam waktu sekejap.

Kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat,
setelah ShiFu diyakinkan Master Oogway -gurunya-
bahwa Po sungguh-sungguh adalah Pendekar Naga
dan Shi Fu satu-satunya orang yang mampu melatihnya.

Sebagai guru atau orang tua,
hal yang paling harus dihindari adalah
memberi label bahwa anak ini
tidak punya peluang untuk berubah.

Sangatlah mudah bagi kita
untuk menganggap orang lain
tidak punya masa depan.

Kesulitan juga acap kali membuat kita
kehilangan percaya diri,
bahwa kita masih mampu untuk membimbing mereka.


4. Tiap individu belajar dengan caranya sendiri dan motivasinya sendiri.

Shi Fu akhirnya menemukan bahwa Po baru termotivasi
dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya,
bila terkait dengan makanan.

Po tidak bisa menjalani latihan seperti
5 murid jagoannya yang lain..

Demikian juga dengan setiap anak.
Kita ingat ada banyak gaya belajar
yang kombinasinya membuat setiap orang
punya gaya belajar yang unik.

Hal yang menjadi motivasi tiap orang juga berbeda-beda.
Ketika kita memaksakan keseragaman proses belajar,
dipastikan akan ada anak-anak yang dirugikan..


5. Kebanggaan berlebihan atas anak/murid/diri sendiri
bisa membutakan mata kita tentang kondisi sebenarnya,
bahkan bisa membawa mereka ke arah yang salah.


Master ShiFu sangat menyayangi Tai Lung, seekor macan tutul,
murid pertamanya, yang ia asuh sejak bayi.
Ia membentuk Tai Lung sedemikian rupa
agar sesuai dengan harapannya.

Memberikan impian bahwa Tai Lung
akan menjadi Pendekar Naga
yang mewarisi ilmu tertinggi.

Sayangnya Shi Fu tidak melihat sisi jahat
dari Tai Lung dan harus membayar mahal,
bahkan Nyaris kehilangan nyawanya.

Seringkali kita memiliki image yang keliru
tentang diri sendiri/anak/ murid kita.

Parahnya, ada pula yang dengan sengaja
mempertebal tembok kebohongan ini
dengan hanya mau mendengar informasi
dan konfirmasi dari orang-orang tertentu.


6. Hidup memang penuh kepahitan,
tapi jangan biarkan kepahitan tinggal dalam hatimu.


Setelah dikhianati oleh Tai Lung,
Shi Fu tidak pernah lagi menunjukkan kebanggaan
dan kasih sayang pada murid-muridnya.

Sisi terburuk dari kepahitan adalah
kita tidak bisa merasakan kasih sayang
dan tidak bisa berbagi kasih sayang.


7.Keluarga sangatlah penting.

Di saat merasa terpuruk,
Po disambut hangat oleh sang ayah.
Berkat ayahnya pula
Po dapat memecahkan rahasia Kitab Naga
dan menjadi Pendekar nomor satu.


Sudahkah kita memberi dukungan pada anggota keluarga kita?

Tidak ada komentar: